Breaking News
Beranda » Kegiatan » Amal (Buah Ilmu)

Amal (Buah Ilmu)

ROHAH_ALI

Rouhah Bulanan Rabithah Cirebon, Oleh Habib Ali Ridho Alkaff.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
أشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن سيدنا وحبيبنا محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده . سبحانك لاعلم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم . رب اشرحلي صدري ويسرلي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهو قولي. أمابعد….

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yag mana Allahswt telah melimpahkan kenikmatan yang besar, kenikmatan yang agung, berupa nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat kesehatan, yang mana dengan nikmat-nikmat tersebut Allah swt masih menggerakkan dan melapangkan hati kita sehingga kita masih terus berusaha, terus beristiqomah menjunjung tinggi dan meneruskan perjuangan Nabi Muhammad saw.

Perkumpulan kita pada malam hari ini sungguh perkumpulan yang mampu membanggakan Nabi Muhammad saw sebagaimana yang dikatakan oleh Alhabib Ali bin Muhammad Alhabsyi :
بشروا وجه نبيكم بصالح أعمالكم
“gembirakanlah wajah Nabi kalian dengan amal soleh yang kalian lakukan”
Maka perkumpulan ini adalah perkumpulan yang di ridhoi oleh Allah dan rosul-NYA. Semoga duduknya kita diperkumpulan pada malam hari ini dirahmati oleh Allah dengan rahmat yang tak terhingga.

Perkumpulan pada malam hari ini tidak lain untuk meneruskan perkumpulan para salafuna soleh para datuk-datuk kita , sebagaimana yang telah dicontohkan agara selalu di istiqomahkan oleh Habib Sholeh bin Abdullah Assegaf dan Habib Muhammad bin Syekh Bin Yahya, beliau-beliau ini adalah orang yang membawa kita kepada thoriqoh Allah dan Rosul-Nya, maka siapa lagi kalau bukan kita yang meneruskan perjuangan mereka, dan mereka adalah orang-orang yang disebutkan Oleh Alhabib Abdullah bin ‘Alawi Alhaddad dengan sifat :
ثبتوا على قدم النبي والصحب # والتابعين لهم وتتبع
ومضوا على قصدالسيل إلى العلي # قدما على قدم بجد أوزع
“Mereka berjalan tegak dijalan Nabi saw dan para sahabat-sahabatnya, juga para tabi’in.
Maka tanyakan kepada mereka dan ikutilah jejak mereka.
Mereka menelusuri jalan menuju kemuliaan dan ketinggian (derajat)
Setapak demi setapak (mereka menelusuri) dengan kegigihan dan kesungguhan”.

Dan Al-Imam Nawawi pun berkata :

إن لله عبادا فطناء # طلقوا الدنيا وخافوا الفتنا
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas, mereka adalah hamba-hamba yang mentalak dunia (mengambil sekedarnya dari kehidupan dunia untuk kebutuhan manusiawi mereka ) dan takut akan fitnah”.
Maka dari itu duduknya kita dimalam hari ini tidak lain adalah untuk meneruskan perjuangan mereka, datuk-datuk kita.

Kalau kita melihat kembali bagaimana Habib Sholeh bin abdullah Assegaf dan Habib Muhammad bin Syekh Bin Yahya mencurahkan seluruh tenaga, pikiran dan waktu mereka untuk meneruskan perjuangan Rosulullah saw, maka sambunglah (teruskanlah.red) perjuangan mereka, apalagi kita adalah pemuda-pemuda Alawiyyin, maka siapa lagi kalau bukan kita yang meneruskan perjuangan Datuk-datuk kita. Bangun dan sadarlah dari tidurmu wahai pemuda Alawiyin!!!!.

Pada pertemuan yang lalu kita telah membahas salah satu dari pondasi pokok toriqoh Ba’alawi yaitu ILMU. karena asas atau pondasi pokok toriqoh ba’alawi terdiri dari lima asas yaitu : 1. ILMU,2. AMAL, 3.WARA’ , 4. KHOUF, dan 5. IKHLAS LAHU AZZA WA JALLA.
setelah kita mengetahui keutamaan ilmu dan orang yang mencari ilmu yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu, maka pada pertemuan kali ini kita akan membahas sedikit masalah AMAL.

Satu hal yang paling utama setelah kita mencari ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah kita dapat, karena hakikatnya ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan oleh pemiliknya. Ilmu akan menjadikan celaka bagi pemiliknya apabila tidak diamalkan, namun sebaliknya ilmu akan menjadikan kita orang yang beruntung apabila kita mengamalkannya. Maka marilah sedikit demi sedikit ilmu yang kita ketahui kita amalkan agar ilmu itu menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadikan pemiliknya seseorang yang selamat dan bahagia dunia akhirat.

Lihatlah bagaimana para guru-guru kita, lihatlah bagaimana para salafus soleh mereka mengamalkan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan seakan-akan mereka akan diambil nyawa nereka oleh Allah swt, mereka berlomba-lomba untuk menanamkan amal mereka untuk diakhirat kelak, karena dunia ibarat lautan dan amal dari ilmu yang mereka punya adalah perahu, sedangkan akhirat adalah daratan yang tempat tujuan kita, dan kita tahu lautan bukanlah tempat kehidupan kita. Maka agar kita selamat melewati kehidupan dunia yang diibaratkan lautan maka kita butuh kapal yang kokoh, kapal yang kuat ketika diterjang ombak, dihadang badai, dan mampu menghadapi situasi apapun, agar kita sampai kepada daratan akhirat yang akan kita diami selama-lamanya. Oleh karena itu beramal lah didunia ini atas ilmu yang telah dimiliki dan sesuai dengan ilmu yang kita miliki, serta kita berusaha semaksimal mungkin, dan janganlah kita beramal hanya kara hawa nafsu belaka, karena hal itu akan menimbulkan rasa bosan dan bermalas-malasan dalam mengamalkan ilmu, ketika kita dapat mengekang hawa nafsu kita dalam beramal, maka akan kita rasakan lezatnya istiqomah dalam mengamalkan ilmu kita.

Dikisahkan dalam satu riwayat bahwasanya sayidina Ali bin Sayyidina Husein cicit Rosulullah saw yang dikenal dengan gelar “ZAINAL ABIDIN” pergi ke mekkah dan melakukan sholat 2 rakaat didepan ka’bah, setelah selesai dari sholatnya, beliau didatangi oleh seorang arab awam yang mana orang ini termasuk orang yang benci kepada Ahlul Bait Rosulullah saw. maka orang tersebut bertanya kepada sayyidina Ali Zainal abidin :
“Apakah engkau Ali yang dijuluki dengan Zainal Abidin?” maka beliau menjawab :
“ya” dan orang arab teersebut langsung mencaci sayidina Ali Zainal Abidin :
“engkau bukan hiasan bagi orang-orang yang beribadah, engkau adalah perusak ibadah…….”. begitulah kemudian orang tersebut menghina dan mencaci cicit Rosulullah itu. Maka apa yang dilakukan sayyidina Ali Zainal Abidin tersebut ?, beliau tidak marah, tidak membela diri, apalagi membalas hinaan dan cacian orang tersebut, karena beliau mengamalkan apa yang telah Allah swt perintahkan didalam alqur’an :
“واكاظمين الغيظ” dan orang orang yang menahan amarahnya.
Maka tatkala orang yang mencaci dan menghina beliau behenti, maka sayyidina Ali Zainal Abidin tersenyum berkata : “ selesaikah engkau dengan cacian dan hinaanmu terhadap diriku?, benarlah semua yang engkau katakan terhadapku, semua yang engkau katakan ada dalam diriku, dan masih banyak lagi dari keburukan-keburukanku yang belum engkau ketahui , maka apakah engkau memiliki hajat yang bisa aku tunaikan?”. Tanya sayyidina Ali seraya tersenyum.
Dengan keindahan akhlak sayyidina Ali zainal Abidin, orang tersebut tersentuh hatinya dan berkata : “sungguh engkau adalah benar cucu dari Nabi Muhammad saw, maka maafkanlah aku atas apa yang telah aku lakukan terhadapmu”. Maka sayyidina Ali Zainal Abidin Memafkan orang yang telah mencaci dan menghinanya tersebut. Kemudian orang arab tersebut berkata : “ sesungguhnya apa yang aku lakukan ini adalah perintah dari orang yang membenci mu wahai Ali, aku diberi upah 500 dinar untuk membuat engkau marah”. Mendengar hal tersebut sayidina Ali Zainal Abidin tersenyum untuk yang kedua kalinya dan berkata :” jika engkau menginginkan uang mengapa engkau tidak bilang dari awal?” maka sayidina Ali mengeluarkan uang sebesar 1000 dinar dan menyerahkannya kepada orang arab yang telah mencaci dan menghinanya itu.

Subhanallah…….! begitu indah dan tingginya akhlaq sayyidina Ali Zainal Abidin. Inilah akhlaq Alqur’an yang telah diajarkan oleh datuk beliau Sayyidina Rosulullah saw yang beliau amalkan. Maka yang dilakukan oleh sayyidina Ali Zainal Abidin adalah apa yang termaktub dalam kitab Allah Alqur’an, yaitu :
~Yang pertama, beliau menahan amarah beliau disaat ada oranng yang memaki, mencaci, dan menghina beliau ini sesuai dengan perintah Allah swt, “واكاظمين الغيظ” dan orang orang yang menahan amarahnya.
~Yang kedua, beliau mengamalkan perintah Allah swt, والعافين عن الناس “dan orang yang memafkan kesalahan orang lain/manusia”. Beliau memafkan orang yang telah menghina, mencaci dan memaki.
~Yang ketiga, setelah memaafkan orang tersebut Sayyida Ali zinal abidin membalas perlakuaan buruk dari orang arab tersebut dengan kebaikan, yaitu dengan memberikan 1000 dinar. Ini merupakan pengamalan beliau dari firman Allah swt, :
فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم ادفع بالتي هي أحسن. “lawanlah kebaikan dengan keburukan, maka apabila diantara kamu dan orang bermusuhan dengan kamu, maka Allah akan merubahnya menjadi orang yang mencintaimu, dan setia kepadamu”.

Ini adalah ajaran Nabi Muhammad saw, inilah cara kita menghadapi orang-orang yang didalam hatinya terdapat kebencian dan sifat hasud kepada kita, jangan kita lawan dengan amarah, jangan kita balas cacian dan keburukan yang mereka lakukan kepada kita, maka lawanlah dengan kebaikan karena itu akan memadamkan api kebencian yang ada dalam hatinya, seperti yang dikatakan syair :
”Sabarlah engkau atas apinya orang yang hasud, karena kesabaranmu kepada orang yang hasud akan mampu memadamkan api hasud yang ada pada dirinya. Api orang yang hasud akan memakan dirinya sendiri, jika tidak mendapatkan apa yang dia makan”.
Jadi orang yang didalam hatinya kebencian diibaratkan api yang membara, sedangkan kesabaran dalam menghadapinya, termasuk membalas dengan kebaikan, adalah diibaratkan air yang mampu memadamkan api.
Itulah salah satu dari contoh ilmu yang harus kita amalkan yang telah diwariskan oleh salafuna soleh kepada kita dan wajib kita teruskan dan kita gunakan amanat warisan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Pelajarilah Alqu’an, sunnah-sunnah Nabi saw seperti yang dikatakan oleh sebagian orang-orang sholeh : “Seseorang tidak akan mengenal Allah swt jika tidak mengenal Nabi-Nya, dan seseorang tidak akan mengenal Nabi-Nya jika tidak mengenal salaf-salafnya”. Jika kita ingin mengenal Allah dan Nabi-Nya maka kita kenalkan diri kita kepada salafuna soleh, dengan kita ikuti akhlaq dan adabnya disemua ini keseharian mereka, kita teruskan kebiasaan mereka dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, karena mereka telah mengikuti dan mengamalkan apa yang diwariskan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. maka tatkala kita bisa mengikuti mereka, menjadikan mereka uswah dalam diri kita, dalam perilaku kita, dalam keseharian kita, maka kita akan diselamatkan oleh Allah dari fitnah dunia, diselamatkan dari kebodohan, dan kita akan selamat dari orang-orang yang hasud.

Oleh karena itu melalui majlis yang penuh barokah dan rahmat dari Allah ini, kita kita belajar bagaimana hubungan dan muamalah mereka terhadap Allah, dan makhluk-makhluk Nya, kita dekatkan diri kita kepada mereka dengan mempelajari seluruh aspek kehidupannya yang selalu berdasarkan sunnah Nabi Muhammad saw. maka setelah kita dekat dengan salafus soleh maka kita otomatis akan dekat dengan para Nabi dan jika kita dekat dengan para Nabi, maka kita akan dekat dengan Allah swt dan inilah pokok daripada amal, yaitu dekat dengan Allah swt.

Berkata Alhabib Abubakar AlIdrus : “ إياك والكسل والضجر ” Berhati-hatilah dengan dua perkara ini wahai anakku, yaitu malas dan bosan. Karena malas dan rasa bosan adalah kunci dari segala keburukan”. Jika kita sudah bosan maka akan timbul sifat malas, maka tatkala kita malas kita tidak akan melaksanakan hak-hak kita sebagai seorang hamba Allah, dan jika sifat malas menjamur didalam diri kita maka kita tidak bisa menunaikan kewajiban kita kepada Allah swt dan Rosul-Nya. Contohnya apabila kita malas kita akan malas beribadah, malas sholat, malas berdzikir, malas hadir pengajian. Dan jikalau rasa bosan sudah menjamur dalam diri kita, maka kita akan tidak sabar dalam menunaikan hak-hak dan kewajiban. Maka jauhilah 2 sifat tersebut dan teruslah berjuang, berusaha semampu kita sekuat tenaga kita berbuat baik, mengamalkan atas ilmu yang kita miliki walaupun sedikit, karena hal tersebut dapat menjadikan kita dicintai dan dibanggakan oleh Nabi Muhammad saw seperti yang dilakukan oleh para datuk-datuk kita terdahulu mereka menjadi manusia-manusia yang dan dicintai oleh Allah dan Rosul-Nya.

Kita lihat bagaimana Habib Abdurrahman Assegaf beliau menghatamkan Alquran dalam satu rokaat ketka beliau masih kecil, bagaimana beliau membiasakan diri dengan sunnah-sunnah Rosulullah saw dari masa kanak-kanak beliau maka tidaklah heran beliau menjadi Wali Allah dan dicintai dan dibanggakan oleh Nabi Muhammad saw.

Kita lihat bagaimana Habib Abdullah bin Husein Bin Thohir mengamalkan ketawadhuan beliau, yang dikatakan oleh Habib Ali Alhabsyi : “Jika ada seseorang yang menulis amalan Habib Abdullah bin Husein Bin Thohir, maka tidak ada yang bisa menghitung amal-amalnya”. Namun disetiap amal yang dilakukan Habib Abdullah bin husein bim thohir beliau selalu berkata “
يارب ما معنى العمل وكسبنا كله زلل “ya Allah apalah arti amalku, semua yang aku lakukan adalah kesia-siaan”. Beliau selalu menganggap amalan yang beliau lakukan tidak bisa dijamin diterima oleh Allah swt. Dan inilah puncak ketakutan terhadap Allah swt.

Maka dari itu para hadirin marilah kita jadikan mereka para salafunas soleh kiblat kita, kita berusaha sakuat tenaga kita, mencurahkan tenaga pikiran dan waktu kita untuk mempelajari ilmu dan mengamalkannya, karena dengan terus menerus (Istiqomah) mengamalkan ilmu dan beramal soleh, maka Allah akan memberikan pengaruh kepada amal yang kita lakukan. Dan hiasilah diri kita dengan saling mencintai karena Allah swt, agar kita dijadikan Allah orang-orang yang didudukkan diatas mimbar yang terbuat dari cahaya, yang terpancar dari wajah mereka cahaya dan memakai pakaian dari cahaya, yang membuat iri para Nabi dan syuhada sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad saw.

Semoga dengan hadirnya kita disini menjadi ajang silaturrahmi yang dapat menimbulkan rasa cinta diantara kita karena Allah swt. Dan Allah berkenan menerima amal baik kita dan Allah memberikan kita kekuatan dalam beristiqomah dalam melakukan amal kebaikan, agar Allah menjadikan kita kebanggaan dan ketenangan bagi Baginda Nabi Muhammad saw, amin.

Pengajian ditutup dengan qosidah yang dibawakan oleh sy. Soleh bin yusuf Aljufri dan sy. Haidar bin segaf Assegaf.

(27 Mar 2016)

Tentang crb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *